Utang IFG Life Tembus Rp 1,9 Triliun: Tantangan di Balik Pertumbuhan

Utang IFG Life

ceritawan.id – Utang IFG Life tembus Rp 1,9 triliun menjadi sorotan di industri asuransi jiwa Indonesia, di mana PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) catatkan kenaikan utang signifikan hingga September 2023, meski premi melonjak tiga kali lipat. Oleh karena itu, sebagai bagian dari Indonesia Financial Group (IFG), IFG Life hadapi beban utang yang membengkak dari Rp 1,2 triliun pada 2022 menjadi Rp 1,9 triliun pada 2023, didorong pengalihan polis Jiwasraya dan ekspansi bisnis. Dengan demikian, utang IFG Life tembus Rp 1,9 triliun ini jadi tantangan keseimbangan antara pertumbuhan premi (Rp 1,13 triliun 2022) dan manajemen keuangan. Selain itu, proyeksi dividen Rp 1,1 triliun pada 2031 tunjukkan optimisme, tapi butuh strategi ketat. Berikut fakta utang, penyebab, strategi, dan prospek, dirangkum pada 13 Oktober 2025.

1. Fakta Utang IFG Life: Dari Rp 1,2 T ke Rp 1,9 T

Utang IFG Life tembus Rp 1,9 triliun ini naik 58% dari Rp 1,2 triliun pada 2022, menurut laporan keuangan perusahaan. Dengan kata lain, utang jangka pendek Rp 1,1 triliun dan jangka panjang Rp 800 miliar, mayoritas pinjaman bank dan obligasi. Selanjutnya, beban asuransi capai Rp 3,2 triliun hingga September 2023, naik dari Rp 2,5 triliun 2022, akibat pengalihan 155.216 polis Jiwasraya senilai Rp 20,87 triliun. Untuk itu, klaim dibayar Rp 15,9 triliun hingga Agustus 2024, tapi rugi bersih Rp 37,91 miliar pada Mei 2024. Oleh sebab itu, aset IFG Life Rp 21,29 triliun, tapi premi Q1 2023 Rp 118,8 miliar. Dengan begitu, utang ini bagian ekspansi, tapi picu kekhawatiran likuiditas. Akibatnya, rasio utang/ekuitas 0,9:1, masih aman tapi butuh pengawasan.

2. Penyebab Utang Membengkak: Pengalihan Jiwasraya dan Ekspansi

Utang IFG Life tembus Rp 1,9 triliun didorong pengalihan polis Jiwasraya senilai Rp 38,1 triliun hingga Agustus 2024. Dengan demikian, IFG Life, dibentuk 2021 sebagai holding BUMN asuransi, terima beban Rp 20,87 triliun polis dari Jiwasraya, termasuk klaim Rp 976,13 miliar hingga 2021. Selanjutnya, tambahan modal Rp 20,6 triliun dari pemerintah November 2021 dan Rp 360 miliar dari IFG Oktober 2021 untuk ekspansi. Untuk itu, premi melonjak dari Rp 24,21 miliar (2021) ke Rp 1,13 triliun (2022), tapi rugi Q1 2023 Rp 23 miliar akibat biaya operasional. Oleh sebab itu, target premi Rp 1,6 triliun 2023 dan Rp 6,42 triliun 2024 butuh pinjaman bank Rp 2 triliun setelah gagal PMN 2022. Dengan begitu, utang ini untuk tumbuh CAGR 52,6% 2023–2027. Akibatnya, IFG Life jadi penyelamat polis Jiwasraya, tapi beban keuangan bertambah.

3. Strategi IFG Life Kelola Utang

Utang IFG Life tembus Rp 1,9 triliun dikelola dengan strategi ketat. Dengan demikian, Corporate Secretary Gatot Haryadi sebut fokus penyelesaian klaim tepat waktu, dengan Rp 15,9 triliun dibayar hingga Agustus 2024. Selanjutnya, hasil investasi Rp 1,21 triliun 2022 bantu tutup rugi. Untuk itu, target dividen Rp 1,1 triliun 2031 dengan CAGR laba 71% 2023–2027 dan 22,3% 2028–2032. Oleh sebab itu, kerjasama koasuransi dengan Mandiri Inhealth dan tambahan modal Rp 20 triliun 2021 perkuat likuiditas. Dengan begitu, IFG Life ekspansi ke 21 kantor perwakilan. Akibatnya, premi Q1 2023 Rp 118,8 miliar, naik dari Rp 24,13 miliar 2021.

4. Dampak Utang terhadap Industri Asuransi

Utang IFG Life tembus Rp 1,9 triliun soroti tantangan BUMN asuransi. Dengan demikian, OJK catat beban asuransi jiwa industri Rp 100,9 triliun Juli 2023, naik 8,13% YoY. Selanjutnya, IFG Life rugi Rp 37,91 miliar Mei 2024 meski premi naik 7,38% YoY. Untuk itu, pengalihan Jiwasraya Rp 38,1 triliun beban klaim, tapi target premi Rp 1,68 triliun 2023 lewat 280% dari 2022. Oleh sebab itu, Komisi VI DPR soroti leverage IFG, tapi Wakil Dirut Hexana Tri Sasongko sebut fundraising utang bank aman. Dengan begitu, industri asuransi tumbuh 5% 2023. Akibatnya, IFG Life jadi contoh transformasi BUMN.

5. Prospek IFG Life 2024–2031

Utang IFG Life tembus Rp 1,9 triliun tak hambat prospek. Dengan demikian, target premi Rp 6,42 triliun 2024 dan laba bersih Rp 1,1 triliun 2031. Selanjutnya, CAGR 52,6% 2023–2027 dorong dividen. Untuk itu, ekspansi digital dan kerjasama Mandiri Inhealth tingkatkan premi. Oleh sebab itu, Hexana sebut laba rugi lambat 2026 tapi pulih setelahnya. Dengan begitu, IFG Life targetkan 20% pangsa pasar jiwa BUMN. Akibatnya, utang jadi investasi pertumbuhan.

Kesimpulan Utang IFG Life tembus Rp 1,9 triliun tantangan dari pengalihan Jiwasraya, tapi strategi klaim dan investasi jaga stabilitas. Oleh karena itu, premi melonjak Rp 1,13 triliun 2022. Dengan demikian, target dividen Rp 1,1 triliun 2031 realistis. Untuk itu, pantau premi 2024. Akibatnya, IFG Life perkuat posisi BUMN asuransi. Bagikan pendapat di komentar!