ceritawan.id – Suku Boti NTT adalah salah satu suku asli Pulau Timor yang tetap menjaga tradisi leluhur di tengah arus modernitas. Berdomisili di Desa Boti, Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), suku ini merupakan keturunan suku Atoni Metu, salah satu etnis tertua di Timor. Mereka hidup mandiri di pegunungan, menolak bantuan pemerintah untuk mempertahankan kemurnian budaya. Artikel ini ulas, sejarah, kehidupan, adat, dan pelestarian, berdasarkan sumber seperti Tempo.co, Victory News, dan X (5 November 2025, 09:00 WIB).
Sejarah Asal Usul Suku Boti
Pertama-tama, Suku Boti berasal dari suku Atoni Metu, etnis asli Pulau Timor. Selain itu, desa Boti terbentuk sekitar abad ke-18 sebagai kerajaan terakhir di wilayah pegunungan yang dianggap angker (paha’luman-paha’tena). Dengan demikian, marga Benu memimpin sebagai raja pertama. Oleh karena itu, simbol ketahanan budaya. Saat ini, dipimpin Raja Usif Nama Benu, yang menggantikan ayahnya Usif Nune Benu pada 2005. Populasi sekitar 300 jiwa dari 74 KK, mereka tinggal di enam kampung, dengan Boti Dalam yang paling mempertahankan adat asli.
Kehidupan Mandiri di Pegunungan
Selanjutnya, Suku Boti hidup di lembah perbukitan 30 km dari Soe, ibu kota TTS, sulit dijangkau karena jalan terjal. Selain itu, mandiri, tolak bantuan pemerintah agar tak melemahkan semangat kerja. Untuk itu, bergantung alam: bertani jagung, kopi, menenun kain. Dengan demikian, Suku Boti NTT kesederhanaan. Mereka percaya alam beri kesejahteraan jika dijaga, filosofi “manusia jaga alam, alam jaga manusia”.
Adat dan Kepercayaan Halaika
Lebih lanjut, Suku Boti anut Halaika, kepercayaan animisme pada Uis Pah (ibu alam semesta) dan Uis Neno (dewa langit-bumi). Selain itu, upacara adat tiga kali/tahun: bersih kebun, tanam, panen. Untuk itu, kalender unik 9 hari seminggu: Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Ahad, dan hari khusus ritual. Dengan demikian, Suku Boti NTT pelestarian spiritual. Jika langgar, sanksi keluar desa.
Budaya Tenun dan Pendidikan
Kemudian, wanita tenun kain tradisional dari kapas alami, warna dari tumbuhan, proses berbulan-bulan. Selain itu, motif simbol makhluk hidup Tuhan, dijual sebagai mas kawin atau suvenir. Untuk itu, pendidikan bagi: separuh anak sekolah, separuh jaga adat, agar keseimbangan modern-tradisi. Dengan demikian, Suku Boti NTT warisan turun-temurun.
Tantangan dan Pelestarian
Terakhir, tantangan modernisasi, tapi suku tetap tolak sekolah penuh untuk jaga adat. Selain itu, wisatawan datang, tapi raja batasi agar tak rusak budaya. Untuk itu, #SukuBoti viral X. Dengan demikian, Suku Boti NTT bukti keragaman Indonesia.
Kesimpulan
Suku Boti NTT pewaris adat Timor mandiri. Oleh karena itu, kunjungi Kie TTS. Dengan demikian, pelajari Halaika. Pelestarian budaya!

