Prabowo Atasi Keracunan MBG dengan Langkah Tegas

Prabowo Atasi Keracunan

ceritawan.id – Prabowo Atasi Keracunan MBG dengan langkah cepat setelah kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) melanda 17 provinsi, termasuk 5.914 korban hingga 29 September 2025. Presiden Prabowo Subianto gelar rapat maraton pada 27-28 September 2025 di Halim Perdanakusuma dan Kementerian Kesehatan, libatkan 12 menteri dan Badan Gizi Nasional (BGN). Arahan teknis, penutupan dapur bermasalah, dan pengawasan ketat jadi fokus untuk pulihkan kepercayaan publik. Artikel ini mengulas arahan Prabowo, langkah BGN, dampak keracunan, pengawasan dapur, dan prospek MBG, per 29 September 2025, 07:59 WIB.

Prabowo Atasi Keracunan MBG via Rapat Maraton

Prabowo Atasi Keracunan MBG dengan rapat darurat pada 27 September 2025 di Halim, libatkan Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan dan Kepala BGN Dadan Hindayana. Selain itu, rapat lanjutan pada 28 September di Kemenkes hasilkan lima arahan teknis. Untuk itu, Prabowo perintahkan investigasi menyeluruh 70 insiden keracunan. Meski begitu, program MBG tetap jalan demi 20 juta penerima. Oleh karena itu, evaluasi cepat jadi prioritas. Dengan demikian, kepercayaan publik mulai pulih.

Langkah BGN Perbaiki SOP dan Pengawasan

Prabowo Atasi Keracunan MBG melalui penguatan SOP oleh BGN. Selain itu, uji organoleptik wajib dilakukan sebelum distribusi, dengan waktu pengantaran maksimal empat jam. Untuk itu, Kemenkes libatkan ahli gizi untuk pantau proses memasak hingga penyajian. Meski begitu, hanya 413 dari 1.379 SPPG miliki SOP keamanan pangan per September 2025. Oleh karena itu, BGN perintahkan penutupan 85 dapur tak bersertifikasi di Jawa Barat. Dengan demikian, kualitas pangan MBG lebih terjamin.

Dampak Keracunan pada Siswa dan Publik

Prabowo Atasi Keracunan MBG menanggapi 5.914 kasus keracunan, termasuk 631 siswa di Cipongkor, Bandung Barat, dan 342 siswa di SMP Negeri 35 Bandung. Selain itu, gejala mual, muntah, dan diare picu desakan moratorium dari FSGI dan CISDI. Untuk itu, pemerintah daerah tanggung biaya pengobatan, meski anggaran transfer daerah turun 24,7% di RAPBN 2026. Meski begitu, 80% kasus akibat higienitas buruk dan kontaminasi silang. Oleh karena itu, perbaikan sistemik mendesak. Dengan demikian, keselamatan anak terlindungi.

Pengawasan Dapur dan Sertifikasi Ketat

Prabowo Atasi Keracunan MBG dengan mewajibkan Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) untuk 8.583 SPPG, meski hanya 34 bersertifikasi per 22 September 2025. Selain itu, dapur wajib miliki dua chef bersertifikat dan CCTV untuk pantau proses. Untuk itu, BPOM dan polisi investigasi bahan baku, seperti ayam basi di Bombana. Meski begitu, SPPG baru rawan kelalaian dalam 30 hari pertama. Oleh karena itu, BGN perketat verifikasi mitra. Dengan demikian, standar keamanan pangan meningkat.

Prospek Program MBG ke Depan

Prabowo Atasi Keracunan MBG untuk capai 82,9 juta penerima pada akhir 2025, dengan anggaran Rp335 triliun di RAPBN 2026. Selain itu, edukasi kebersihan, seperti cuci tangan dan pakai sendok, jadi fokus. Untuk itu, pemanfaatan pangan lokal, seperti singkong dan jagung, kurangi risiko alergi. Meski begitu, transparansi anggaran dan pengawasan berlapis perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, kolaborasi dengan sekolah dan UMKM diperkuat. Dengan demikian, MBG wujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Kesimpulan

Cepat! Prabowo Atasi Keracunan MBG dengan Langkah Tegas tunjukkan komitmen pemerintah lindungi anak-anak. Selain itu, rapat maraton, SOP ketat, dan sertifikasi dapur jadi solusi konkret. Untuk itu, pengawasan ahli gizi dan edukasi kebersihan perkuat implementasi. Meski begitu, tantangan infrastruktur dan kepatuhan SOP masih ada. Dengan demikian, Prabowo Atasi Keracunan MBG pastikan program tetap wujudkan gizi sehat untuk generasi emas.