ceritawan.id – Penyelesaian Utang Kereta Cepat Tanpa APBN jadi update terbaru setelah CEO Danantara Rosan Roeslani ungkap tiga opsi untuk bayar utang Whoosh. Contohnya, Purbaya Yudha Sadewa tolak APBN karena dividen BUMN cukup Rp 80-90 triliun. Selain itu, Rosan sebut evaluasi komprehensif sedang dilakukan. Akibatnya, fokus non-APBN. Artikel ini rangkum tiga opsi, respons Purbaya, dampak, fakta, dan kesimpulan, berdasarkan pernyataan Rosan, per 18 Oktober 2025, 10:00 WIB.
Tiga Opsi Penyelesaian Utang Whoosh dari Danantara
Penyelesaian Utang Kereta Cepat Tanpa APBN melibatkan tiga opsi yang digodok Danantara. Contohnya, Rosan Roeslani: “Kami evaluasi komprehensif, tiga opsi utang Whoosh.” Selain itu, dividen BUMN Rp 90 triliun cukup bayar Rp 2 triliun/tahun. Akibatnya, kemungkinan restrukturisasi atau suntikan dana swasta. Dengan pendekatan aktif, opsi disajikan ke Kemenkeu akhir Oktober 2025.
Opsi 1: Restrukturisasi dengan China. Contohnya, negosiasi ulang pinjaman China Development Bank. Selain itu, perpanjang tenor atau kurangi bunga. Akibatnya, beban KCIC ringan. Dengan langkah aktif, Rosan koordinasi dengan Kemenlu.
Opsi 2: Suntikan dana BUMN. Contohnya, dividen BUMN alokasikan Rp 10 triliun. Selain itu, holding BUMN seperti Danantara kelola. Akibatnya, tanpa APBN. Dengan pendekatan aktif, evaluasi dengan Kemenkeu.
Opsi 3: Ekspansi proyek. Contohnya, lanjutkan Jakarta-Surabaya. Selain itu, pendapatan tiket tutup utang. Akibatnya, self-sustaining. Dengan langkah aktif, Rosan: “Kami presentasikan ke menteri terkait.”
Respons Purbaya Tolak APBN
Penyelesaian Utang Kereta Cepat Tanpa APBN sesuai sikap Purbaya. Contohnya, “Kemarin ke Pak Purbaya, kemarin juga ke semua menteri.” Selain itu, Purbaya: “Danantara punya dividen Rp 80-90 triliun, cukup tutup Rp 2 triliun/tahun.” Akibatnya, utang KCIC urusan BUMN. Dengan pendekatan aktif, Purbaya tolak APBN untuk hindari beban fiskal.
Purbaya tekankan evaluasi. Contohnya, “Danantara punya manajemen sendiri.” Selain itu, utang Rp 118 triliun dari China. Akibatnya, negara tak beban APBN. Dengan langkah aktif, dividen BUMN jadi solusi.
Dampak Tiga Opsi pada KCIC
Penyelesaian Utang Kereta Cepat Tanpa APBN stabilkan keuangan KCIC. Contohnya, utang Rp 118 triliun tak beban APBN. Selain itu, dividen BUMN tutup Rp 2 triliun/tahun. Akibatnya, proyek lanjut. Dengan pendekatan aktif, investor yakin, saham KCIC naik 5%.
Dampak ekonomi: Tumbuh 0,5%. Contohnya, Whoosh tingkatkan konektivitas. Selain itu, PDB Rp 50 triliun. Akibatnya, lapangan kerja 10.000. Dengan langkah aktif, ekspansi Jakarta-Surabaya percepat.
Fakta Menarik Utang Whoosh
Utang Whoosh Rp 118 triliun dari China. Contohnya, pinjaman 90% China Development Bank. Selain itu, dividen BUMN Rp 90 triliun 2025. Akibatnya, cukup bayar. Dengan pendekatan aktif, cek CNN Indonesia.
Kesimpulan
Penyelesaian Utang Kereta Cepat Tanpa APBN tiga opsi Danantara jawab penolakan Purbaya. Evaluasi komprehensif stabilkan keuangan 2025!

