Penumpang LRT Jabodebek Tembus 47 Juta Sejak Beroperasi

Penumpang LRT

ceritawan.id – Penumpang LRT Jabodebek tembus 47 juta menjadi capaian bersejarah sejak operasional penuh pada 28 Agustus 2023, dengan total 47 juta pengguna hingga akhir September 2025. Oleh karena itu, LRT Jabodebek, yang melayani rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi, tunjukkan tren positif dengan lonjakan 15,6% pada triwulan III 2025, capai 7,7 juta penumpang. Dengan demikian, penumpang LRT Jabodebek tembus 47 juta ini bukti keberhasilan PT KAI sebagai operator, didukung penambahan rangkaian kereta dari 20 menjadi 24 unit. Selain itu, rata-rata harian Juli 2025 capai 102.353 orang di hari kerja, dan rekor 118.114 penumpang pada 1 Juli 2025. Berikut fakta capaian, faktor peningkatan, tantangan, dan prospek, dirangkum pada 13 Oktober 2025.

1. Capaian Penumpang: Dari 43,7 Juta ke 47 Juta

Penumpang LRT Jabodebek tembus 47 juta ini naik dari 43,7 juta pada Agustus 2025, dengan triwulan III (Juli–September) sumbang 7,72 juta penumpang. Dengan kata lain, Juli 2025 catat 2,73 juta, Agustus 2,3 juta, dan September 2,69 juta. Selanjutnya, rata-rata harian Juli 102.353 di hari kerja dan 47.265 akhir pekan, termasuk rekor 118.114 pada 1 Juli. Untuk itu, Agustus 101.538 hari kerja dan 47.020 akhir pekan, September 99.060 dan 41.006. Oleh sebab itu, lonjakan 21,7% dari triwulan I (6,35 juta). Dengan begitu, total sejak operasi 47 juta, target 27 juta 2025 sudah terlampaui. Akibatnya, LRT Jabodebek jadi moda favorit Jabodetabek.

2. Faktor Peningkatan Penumpang

Penumpang LRT Jabodebek tembus 47 juta didorong operasional optimal. Dengan demikian, penambahan rangkaian ke 24 unit Juli 2025 perpendek headway jadi 5–11 menit. Selanjutnya, ketepatan waktu (OTP) 98,32% September, naik dari 98,31% Agustus. Untuk itu, tarif Rp 3.000–5.000 dan integrasi dengan MRT/KRL bikin akses mudah. Oleh sebab itu, promo Rp 1 pada pelantikan Prabowo-Gibran 20 Oktober 2024 sumbang 61.166 penumpang, naik 73%. Dengan begitu, stasiun Dukuh Atas ramai dengan 118.114 pengguna 1 Juli. Akibatnya, LRT dukung mobilitas berkelanjutan, kurangi kemacetan 10%.

3. Tantangan dan Upaya PT KAI

Penumpang LRT Jabodebek tembus 47 juta tak lepas tantangan. Dengan demikian, overcrowding di jam sibuk (Dukuh Atas, Cawang) capai 120% kapasitas. Selanjutnya, konektivitas ke Bogor masih terbatas, meski fase 2 rencana 2026. Untuk itu, PT KAI tambah 10.188 perjalanan Oktober, naik dari 9.000 September. Oleh sebab itu, EVP LRT Mochamad Purnomosidi sebut, “Kami tingkatkan fasilitas untuk 27 juta target 2025.” Dengan begitu, OTP di atas 99% jaga kepercayaan. Akibatnya, pengguna akhir pekan naik 18% September.

4. Dampak Ekonomi dan Sosial

Penumpang LRT Jabodebek tembus 47 juta dorong ekonomi. Dengan demikian, 7,7 juta triwulan III sumbang Rp 23 miliar pendapatan KAI. Selanjutnya, kurangi emisi CO2 5.000 ton/tahun vs mobil pribadi. Untuk itu, integrasi dengan KRL/MRT dukung 1,5 juta pengguna harian Jabodetabek. Oleh sebab itu, Bayu, pengguna, bilang, “LRT bersih, tepat waktu, hemat bensin.” Dengan begitu, gaya hidup berkelanjutan naik. Akibatnya, lalu lintas Jakarta turun 5%.

5. Prospek LRT Jabodebek 2026

Penumpang LRT Jabodebek tembus 47 juta prospek cerah. Dengan demikian, fase 2 (Bogor–Palmerah) rencana 2026 tambah 20 km rute. Selanjutnya, target 30 juta penumpang 2026 dengan rangkaian 28 unit. Untuk itu, KAI integrasi tiket digital dengan KRL. Oleh sebab itu, Purnomosidi target OTP 99,5%. Dengan begitu, LRT jadi tulang punggung transportasi Jabodetabek. Akibatnya, mobilitas lebih efisien.

Kesimpulan Penumpang LRT Jabodebek tembus 47 juta capai rekor sejak 2023, dengan lonjakan 15,6% triwulan III 2025. Oleh karena itu, penambahan rangkaian dan OTP 98,32% jadi kunci. Dengan demikian, promo Rp 1 sumbang 61.166 pengguna. Untuk itu, fase 2 2026 tambah rute. Akibatnya, transportasi Jabodetabek lebih berkelanjutan. Bagikan pengalaman naik LRT di komentar!