ceritawan.id – Grand Mall Bekasi menjadi sorotan setelah resmi tutup sejak 1 Januari 2025, meninggalkan kenangan bagi warga Bekasi sebagai ikon perbelanjaan era 2000-an. Pusat belanja ini, yang dibangun di Jalan Jenderal Sudirman, Kranji, Medan Satria, Bekasi, kini sepi bak kuburan dengan toko-toko terkunci dan papan “disewakan”. Grand Mall Bekasi ini milik konglomerat Grup Lippo, tapi penutupan permanennya disebabkan sepinya pengunjung akibat persaingan mal baru dan perubahan gaya hidup. Biang kerok utama adalah kemunduran tenant dan tekanan ekonomi pascapandemi. Berikut fakta lengkap pemilik, sejarah, penyebab tutup, dan dampaknya, dirangkum pada 12 Oktober 2025.
1. Sejarah Grand Mall Bekasi: Ikon Perbelanjaan Bekasi
Grand Mall Bekasi dibangun pada 1990-an oleh PT Lippo Malls Indonesia, bagian dari Grup Lippo milik Mochtar Riady, sebagai salah satu mal pertama di Bekasi. Dengan demikian, mal ini luas 80.000 m² dengan 4 lantai, lengkap tenant seperti KFC, Ace Hardware, dan bioskop, tarik 20.000 pengunjung harian pada puncaknya. Selanjutnya, lokasinya strategis dekat Stasiun Kranji dan tol JORR buat Grand Mall jadi pusat hiburan keluarga. Untuk itu, pada 2014, mal ini sempat viral karena insiden wartawan berlumuran darah saat liputan, tapi tetap populer hingga 2020. Oleh sebab itu, sebelum tutup, mal ini alami penurunan 40% pengunjung akibat pandemi COVID-19. Dengan begitu, Grand Mall jadi simbol nostalgia Bekasi, tapi kalah saing mal modern. Akibatnya, penutupan Januari 2025 tutup babak ikonik.
2. Pemilik Grand Mall Bekasi: Konglomerat Grup Lippo
Grand Mall Bekasi dimiliki oleh PT Lippo Malls Indonesia, anak usaha Grup Lippo yang dipimpin generasi kedua seperti James Riady. Dengan kata lain, Mochtar Riady, pendiri Lippo, bangun kerajaan properti sejak 1950-an, dengan aset Rp 500 triliun. Selanjutnya, Lippo kelola 30 mal di Indonesia, termasuk Lippo Mall Bekasi (mal terdekat). Untuk itu, penutupan Grand Mall bagian restrukturisasi Lippo, fokus properti premium dan mixed-use. Oleh sebab itu, Alphonzus Widjaja, Ketua APPBI, sebut Lippo tutup mal lama untuk alihkan sumber daya. Dengan begitu, pemilik ini tak komentar resmi, tapi fokus ekspansi di Bekasi seperti Summarecon. Akibatnya, tutup Grand Mall tak ganggu portofolio Lippo (Rp 100 triliun aset mal).
3. Biang Kerok Tutup: Sepi Pengunjung dan Persaingan Mal Baru
Biang kerok Grand Mall Bekasi tutup adalah sepinya pengunjung sejak 2020, turun 60% akibat pandemi dan perubahan gaya hidup. Dengan kata lain, warga Bekasi pindah ke mal baru seperti Lippo Mall Bekasi (2014, 150.000 m²) dan Summarecon Mall Bekasi (2009), yang punya bioskop 4DX dan food court modern. Selanjutnya, Grand Mall kurang inovasi: tak ada e-commerce integrasi atau event digital, kalah dari mal milenial. Untuk itu, Sufala Handri, Head Marketing Grand Mall, sebut banyak tenant tutup karena tekanan ekonomi, seperti KFC dan Ace Hardware pindah. Oleh sebab itu, APPBI catat penutupan 10% mal di Jabodetabek 2025 akibat over-supply (200 mal). Dengan begitu, Grand Mall tak ikuti tren “customer experience” seperti pop-up store atau VR. Akibatnya, pengunjung harian turun dari 20.000 ke 5.000 sebelum tutup.
4. Dampak Penutupan Grand Mall Bekasi
Tutup Grand Mall Bekasi dampakkan ekonomi lokal. Dengan demikian, 200 tenant kehilangan lapangan kerja, rugikan Rp 50 miliar per tahun. Selanjutnya, warga Bekasi rugi akses belanja murah; harga di mal baru 20% lebih tinggi. Untuk itu, ruko sekitar mal sepi, turun okupansi 30%. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Bekasi rencana revitalisasi jadi mixed-use (mal + hunian), tapi butuh Rp 200 miliar. Dengan begitu, warganet rindukan: “Grand Mall masa kecil, kini tinggal kenangan,” viral di TikTok 1 juta views. Akibatnya, tutup ini soroti tantangan retail Indonesia, di mana 15% mal tutup 2025 akibat e-commerce.
5. Masa Depan Grand Mall: Revitalisasi atau Dijual?
Grand Mall Bekasi kemungkinan revitalisasi oleh Lippo. Dengan kata lain, Alphonzus sebut mal lama butuh renovasi Rp 100–200 miliar untuk kompetitif. Selanjutnya, rencana jadi “lifestyle hub” dengan coworking space dan F&B. Untuk itu, Lippo jual aset non-core, tapi Grand Mall strategis dekat tol. Oleh sebab itu, investor seperti Sinar Mas minat beli Rp 1 triliun. Dengan begitu, Pemkot Bekasi dorong PPP (public-private partnership) untuk buka 2027. Akibatnya, mal ini bisa bangkit sebagai ikon Bekasi modern.
Kesimpulan Grand Mall Bekasi tutup Januari 2025 akibat sepi pengunjung dan persaingan mal baru, milik Grup Lippo yang restrukturisasi aset. Oleh karena itu, biang kerok utama kemunduran tenant dan kurang inovasi. Dengan demikian, dampaknya rugikan 200 pekerja dan ekonomi lokal. Untuk itu, revitalisasi jadi harapan. Akibatnya, ikon Bekasi bangkit. Bagikan kenangan Grand Mall di komentar!