Peliknya Masalah Gizi Anak di Balik Viralnya Kasus Kecacingan di Indonesia 2025

Masalah Gizi Anak

ceritawan.id – Masalah Gizi Anak di Indonesia pelik, seperti kasus kecacingan balita Khaira Nur Sabrina (Bengkulu) dan Raya (Sukabumi). Cacing gelang ganggu penyerapan nutrisi, sebabkan anemia, stunting. Oleh karena itu, artikel ini rangkum kasus, dampak, dan pencegahan, berdasarkan detikHealth per 21 September 2025, 06:20 WIB, dengan tambahan dari WHO dan Kemenkes.

Masalah Gizi Anak: Kasus Kecacingan Viral

Balita Khaira (1 tahun 8 bulan, Bengkulu) keluarkan cacing dari mulut/hidung akibat infeksi Ascaris lumbricoides, gizi buruk, anemia, larva di paru. Selain itu, balita Raya (Sukabumi) meninggal karena sepsis dan cacing. Dengan demikian, kasus ini soroti kecacingan tropis terabaikan. Misalnya, Kemenkes sebut Wamenkes Dante tekankan higiene dan gizi. Untuk itu, edukasi cegah kejadian serupa. Oleh sebab itu, Masalah Gizi Anak butuh perhatian nasional.

Dampak Kecacingan pada Status Gizi

Kecacingan sebabkan anak kurang nafsu makan, anemia, kekurangan energi, stunting. Selain itu, cacing serap nutrisi, ganggu penyerapan zat besi, vitamin A, protein. Dengan kata lain, risiko infeksi lain naik. Misalnya, WHO sebut 267 juta anak prasekolah berisiko 2023, mayoritas negara berkembang seperti Indonesia. Untuk itu, studi Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia 2019 tunjukkan risiko underweight/anemia tinggi. Oleh sebab itu, kecacingan hambat tumbuh kembang.

Pendapat Ahli: Tjandra Yoga Aditama

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), soroti tiga hal: kecacingan tropis terabaikan, kaitan gizi buruk, penguatan RS. Selain itu, bukan hanya obat cacing massal, tapi pendekatan gizi, higiene, layanan kesehatan. Dengan demikian, obat massal dua kali/tahun untuk usia 1-12 tahun. Misalnya, detikHealth sebut Tjandra tekankan pencegahan menyeluruh. Untuk itu, PHBS (cuci tangan, air bersih, jamban sehat) krusial. Oleh sebab itu, Masalah Gizi Anak butuh kolaborasi.

Pencegahan dari Sisi Gizi dan Sanitasi

  1. Makanan Bergizi: Protein hewani (ikan, telur, daging), sayur/buah untuk vitamin/mineral.
  2. Zat Besi dan Vitamin C: Daging merah, hati, buah jeruk tingkatkan penyerapan besi.
  3. Sanitasi: Cuci tangan sabun, pakai alas kaki, masak makanan matang, air bersih.
  4. Obat Cacing Rutin: WHO dan Kemenkes anjurkan setiap 6 bulan.
    Dengan kata lain, posyandu pantau gizi dini. Misalnya, Permenkes No. 15/2017 PHBS pandu masyarakat. Untuk itu, orang tua jaga kuku anak, hindari main tanah. Oleh sebab itu, pencegahan kurangi risiko.

Kesimpulan

Masalah Gizi Anak pelik di balik kasus kecacingan viral Bengkulu dan Sukabumi. Oleh karena itu, cacing ganggu nutrisi, sebabkan anemia, stunting. Dengan demikian, pencegahan gizi, higiene, obat rutin kunci. Untuk itu, pantau Kemenkes.